Lambang Gambar Teknik Mesin
Buku ini membahas tentang Gambar Teknik Mesin 1 untuk siswa SMK kelas XII semester 1. Materi yang dibahas meliputi gambar benda sederhana, gambar kerja dan susunan, toleransi linier dan suaian, toleransi geometrik, serta simbol dan tanda pengerjaan pada gambar teknik mesin. Tujuannya agar siswa dapat memahami dan menyajikan hasil analisis berdasarkan pengamatan terhadap materi-materi tersebut.Read less
%PDF-1.6
%âãÏÓ
675 0 obj
<>
endobj
689 0 obj
<>/Filter/FlateDecode/ID[<41BD0F0C4B000018D0E35A90D107E84E><281E504A375E4D329917FCDF1E1B1EB6>]/Index[675 22]/Info 674 0 R/Length 79/Prev 1224631/Root 676 0 R/Size 697/Type/XRef/W[1 2 1]>>stream
hŞbbd``b`›$‚�“ˆ¸$<9�ózWHpç‰Ì ÁøH°¸ƒXÛA¬s@B‹…�‰‘Éd
#Vâÿûß Ÿ
endstream
endobj
startxref
0
%%EOF
696 0 obj
<>stream
hŞÔUíO[e?÷¶½½e-kkqèRA³nàÖ® !¶¼œEÖ¸0c+DtËlÇÀËR&†16âf™€sQW¢.|(“–µ£ãef8cf:ı0p$âÏsoAÿ›û<çå9çw~Ï9ÉS ñ3ƒ@rTğïO…>ÄÀÚ�<´Ò¥c-ÊãÀL€\dz5®^ìòÔB” ]40ÜîÁ‰æù·Ú¿½(Û+ͤL0|ì¨kÄ›e‘�)ËE¿$œÕäzw¦h¢‰aûOYîÊŞØ‘Õÿ|Aı|_Ï3÷XÇF�~D7~>�m9d¨Ğ5—ÓcŠë~È’Bûš>¥Wv^ö�¤KôWî¼ËùÔå:½q¯&~ –ç§#)ö�”òøjN”ÙsæšÌ»Ëğõş˜�Enú\ɵ¿ê~Êâõiw¿;D‰¡cÓ´wÛôĞ£]E³‡ú¤E×[Şû5³¤eğ·Œo>şî„òF_añãÃÛodª;F‹Õ-ç¶?{½Wµ!çGÒe»¿Ô#Öİ׺qÏšñ˜í9±‘’Ô*²k•íãyª’k}¢H´9±*57ûtÈP•£8|3µÚ*èòR7k´œ�æ–'Ïj;x%Äğ€Áñ×
Pembahasan tentang standardisasi pada Gambar Teknik Mesin berdasarkan ISO. Materi pembahasan yaitu pengenalan gambar teknik mesin, kertas gambar, tulisan, garis dan skala. Latihan atau tugas yaitu latihan penulisan huruf ISO, latihan penarikan garis dan latihan skala suatu benda kerja.Read less
BAB 1 Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin Kompetensi Dasar 3.1 Memahami aturan teknik gambar mesin dan tanda pengerjaannya. 4.1 Menerapkan aturan teknik gambar mesin dan tanda pengerjaan. Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 1
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu: 1. menerapkan aturan gambar teknik mesin dan tanda pengerjaannya, 2. menjabarkan toleransi ukuran, serta 3. menentukan jenis pengerjaan yang akan dilakukan. Peta Konsep Toleransi Tanda Pengerjaan dan Suaian Aturan Gambar Teknik Lambang Untuk Toleransi, Penyimpangan, dan Suaian Mesin Satuan Definisi Kekafaran Permukaan Lambang dan Tulisan untuk Menyatakan Konfigurasi Permukaan pada Gambar 2 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
Materi Pembelajaran A. Toleransi Toleransi ukuran merupakan perbedaan ukuran antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak. Setiap komponen perlu didefinisikan suatu ukuran dasar sehingga kedua harga batas (maksimum dan minimum), yang membatasi daerah toleransi dapat dinyatakan dengan suatu penyimpangan terhadap ukuran dasar. Ukuran dasar ini sedapat mungkin dinyatakan dengan bilangan bulat. Besar dan tanda (positif atau negatif) penyimpangan dapat diketahui dengan cara mengurangkan ukuran dasar terhadap harga batas yang bersangkutan. Berdasarkan atas pertimbangan akan pentingnya komponen dengan bentuk silinder (yang mempunyai penampang lingkaran) dalam bangunan mesin serta untuk mempermudah pembahasan, selanjutnya hanya akan dipandang komponen-komponen silindrik. Tentu saja sistem limit dan suaian ISO ini dapat pula digunakan untuk komponen-komponen yang tidak silindrik. Dengan demikian, istilah lubang (hole) dan poros (shaft) dapat diartikan secara lebih luas dengan maksud untuk menunjukan“ruang kosong”dan“ruang padat”yang dibatasi oleh dua buah muka atau bidang-bidang singung. Contohnya lebar alur dan tebal pasak. Dengan mengambil contoh suatu poros dan suatu lubang, beberapa istilah yang telah didefinisikan tersebut serta beberapa istilah lain yang penting diperlihatkan pada gambar. 1. Toleransi Linier (Linier Tolerances) Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk mencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain sebagai berikut. a. Kesalahan melihat alat ukur. b. Kondisi alat/mesin. c. Terjadi perubahan suhu pada waktu penyayatan/pengerjaan benda kerja. Berdasarkan paparan tersebut, setiap ukuran dasar harus diberi dua penyimpangan izin yaitu penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah merupakan toleransi. Tujuan penting toleransi ini merupakan agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang diperdagangkan. 2. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini. Gambar 1.1 Istilah dalam toleransi Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 3
Keterangan: Ud: ukuran dasar (nominal), ukuran yang dibaca tanpa penyimpangan. Pa: penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan terbesar yang diizinkan. Pb: penyimpangan bawah (lower allowance) penyimpangan terkecil yang diizinkan. Umaks: ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan atas. Umin: ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan bawah. TL: toleransi lubang; TP: toleransi poros, perbedaan antara penyimpangan atas dengan penyimpangan bawah atau perbedaan antara ukuran maksimum dengan ukuran minimumizin.Terletak di antara ukuran minimum izin sampai dengan ukuran maksimum izin. 3. Toleransi Umum Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan tolertansi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan. Berikut disampaikan tabel toleransi umum yang standar pada gambar kerja kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Jadi, yang paling sering dipilih merupakan kualitas sedang (medium). Tabel 1.1 Toleransi umum Ukuran Nominal (mm) >0,5 – 3 >3 – 6 >6 – 30 >30 – >120 – >315 – >1.000 120 315 1.000 – 2.000 Penyimpangan Teliti ±0,05 ±0,05 ±0,1 ±0,15 ±0,2 ±0,3 ±0,5 yang diizinkan Sedang ±0,1 ±0,1 ±0,2 ±0,8 ±0,5 ±0,8 ±1,2 Kasar – ±0,2 ±0,5 ±0,8 ±1,2 ±2 ±3 Tabel 1.2 Toleransi umum untuk radius dan chamfer Ukuran Nominal (mm) >0,5 – 3 >3 – 6 >6 – 30 >30 – 120 >120 – >315 – 315 1.000 Penyimpangan Teliti ±0,2 ±0,5 ±1 ±2 ±4 ±8 yang diizinkan Sedang Kasar ±0,5 ±1 ±2 ±4 ±8 ±16 Tabel 1.3 Toleransi umum untuk sudut Panjang Sisi Terpendek (mm) s.d. 10 >10 – 50 >50 – 120 >120 – 400 Penyimpangan yang Dalam derajat dan menit ±10 ±30 ±20 ±10 ±0,3 diizinkan Dalam mm tiap 100 mm ±1,8 ±0,9 ±0,6 4. Standar Toleransi Internasional IT Toleransi, yaitu perbedaan penyimpangan atas dan bawah, harus dipilih secara saksama, agar sesuai dengan persyaratan fungsionalnya. Kemudian macam-macam niai numeric dari toleransinya untuk tiap pemkaian dapat dipilh oleh si perencana. Guna mengindari keraguan dan untuk keseragaman nilai toleransi standar telah ditentukan oleh ISO/R286). Toleransi standar ini disebut“Toleransi Internasional”atau“IT”. Dianjurkan bagi perencana untuk memakai nilai IT untuk toleransi yang diinginkan. 4 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
5. Tingkat Diameter Nominal Guna mudahnya, rumus yang diberikan pada persamaan untuk menghitung toleransi standar dan penyimpangan pokok disesuaikan dengan tingkat diameter pada Tabel 1.4. Hasilnya telah dihitung atas dasar harga rata-rata geometric D dari diameter-diameter ekstrim tiap tingkat, serta dapat dipakai untuk semua diameter dalam tingkatan tersebut. Guna seluruh tingkat sampai dengan 3 mm, diameter rata-rata diambil sebagai rata-rata geometrik dari 1 dan 3 mm. Dalam keadaan normal dipakai tingkat utama, tetapi jika dipandang perlu tingkat antara dapat dipakai. 6. Kualitas Toleransi Dalam sistem standar limit dan suaian, sekelompok toleransi yang dianggap mempuyai ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar, disebut Kualitas Toleransi. Telah ditentukan 18 kualitas toleransi, yang disebut toleransi standar yaitu IT 01, IT 0, IT 1 sampai dengan IT 16. Nilai toleransi meningkat dari IT 01 sampai dengan IT 16. IT 01 sampai dengan IT 4 diperuntukkan pekerjaan yang sangat teliti, seperti alat ukur, instrumen-inetrumen optic, dan sebagainya. Tingkat IT 5 s/d IT 11 dipakai dalam bidang permesinan umum, untuk bagian-bagian mampu tukar, yang dapat digolongkan pula dalam pekerjaan sangat teliti, dan pekerjaan biasa. Tingkat IT 12 s/d IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar. Tabel 1. 4 Tingkat Diameter Nominal Tingkat Diameter Nominal Tingkat Utama Tingkat Antara Milimeter Milimeter di atas s/d di atas s/d –3 36 6 10 10 18 10 14 14 18 18 30 18 24 24 30 30 50 30 40 40 50 50 80 50 65 65 80 80 120 80 100 100 120 120 140 120 180 140 160 160 180 Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 5
180 200 180 250 200 225 225 250 250 315 250 280 280 315 315 400 315 355 355 400 400 500 400 450 450 500 Tabel 1. 5 Nilai toleransi standar untuk kualitas 5 s/d 16 IT 5 IT 6 IT 7 IT 8 IT 9 IT 10 IT 11 IT 12 IT 13 IT 14 IT 15 IT 16 Nilai 7 i 10 i 16 i 25 i 40 i 64 i 100 i 160 i 250 i 400 i 640 i 1000 i Tabel 1. 6 Nilai toleransi standar untuk kualitas 0,1, 0 dan 1 IT 01 IT 0 IT 1 Nilai dalam mikron 0,3 + 0,008 D 0,2 + 0,012 D 0,8 + 0,020 D untuk D dalam mm Guna tingkat toleransi IT 5 s/d 16, nilai toleransinya ditentukan oleh satuan toleransi i, sebagai berikut: i = 0,453 D + 0,001D Dalam satuan micron, dan D, harga rata-rata geometrik dari kelompok ukuran nominal, dalam mm. Harga toleransi standar untuk tingkat 5 s/d 16 diberikan dalam Tabel 1.5, sebagai hubungan dengan satuan toleransi i. Guna tingkatan di bawah 5, nilai-nilai toleransi stnadar ditentukan sesuai Tabel 1.6. Nilai IT 2 s/d IT 4 telah ditentukan kira-kira secara geometric antara nilai-nilai IT 1 dan IT 5 (lihat Tabel 1.7) Tabel 1. 7 Nilai numerik untuk toleransi standar (Metrik) 6 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
B. Suaian 1. Jenis-Jenis Suaian Gambar 1.2 Bagan diagram daerah toleransi pada macam-macam suaian Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Dua benda yang berhubungan mempunyai ukuran- ukuran yang berbeda sebelum dirakit. Perbedaan ukuran yang diizinkan untuk suatu pemakaian tertentu dari pasangan ini, disebut suaian. Tergantung dari kedudukan masing-masing daerah toleransi dari lubang atau poros, terdapat tiga jenis suaian, yaitu sebagai berikut. a. Suaian longgar (clearance fit). b. Suaian pas (transition fit). c. Suaian paksa (interference fit). 2. Sistem Satuan Lubang dan Sistem Satuan Poros Dua sistem suaian dapat digunakan pada sistim ISO, terhadap garis nol, yaitu garis dengan penyimpangan nol, dan merupakan ukuran dasar. Dua sistiem tersebut merupakan sistim satuan lubang dan sistem satuan poros. Gambar 1.3 memperlihatkan kedua sistem ini untuk ketiga suaian tersebut. Pada sistem satuan lubang, penyimpangan bawah dari lubang diambil sama dengan nol, sedangkan pada sistem satuan poros penyimpangan atas diambil sama dengan nol, seperti tampak pada gambar 1.3. Lubang atau poros semacam ini masing-masing disebut lubang dasar dan poros dasar. Gambar 1.3 Sistem satuan poros dan sistem satuan lubang Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 7
Pada sistem lubang dasar, poros dengan berbagai penyimpangan disuaikan pada lubang dasar, dan pada sistem poros dasar sebaliknya, seperti pada gambar 1.4. Sistem lubang dasar lebih umum dipakai daripada sistem poros dasar, oleh karena pembuatan lubang lebih sukar daripada membuat poros, lagi pula alat ukur lubang (plug gauge) lebih mahal daripada alat ukur poros. C. Lambang untuk Toleransi, Penyimpangan, dan Suaian Guna memenuhi persyaratan umum untuk bagian-bagian tunggal dan suaian, sistem ISO untuk limit dan suaian telah memberikan suatu daerah toleransi dan penyimpangan. Sistem tersebut yang menentukan posisi dari toleransi tersebut terhadap garis nol, untuk tiap ukuran dasar. Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol, yang merupakan suatu fungsi dari ukuran dasar, dinyatakan oleh sebuah lambing huruf (dalam beberapa hal dengan dua huruf ), yaitu huruf besar untuk lubang dan huruf kecil untuk poros. Lambang H mewakili lubang dasar dan lambang h mewakili poros dasar. Sesuai dengan ini, jika lambang H dipakai untuk lubang, berarti sistem lubang dasar yang dipakai. Nilai toleransi ditentukan oleh tingkat toleransi. Toleransinya dinyatakan oleh sebuah angka, yang sesuai dengan angka kualitas. Dengan demikian ukuran yang diberi toleransi didefinisikan oleh nilai nominalnya diikuti oleh sebuah lambang, yang terdiri dari sebuah huruf (kadang-kadang dua huruf ) dan sebuah huruf. Contoh : 45g7 Berarti : diameter poros 45 mm, suaian longgar dalam sistem lubang dasar dengan nilai toleransi dari tingkat IT 7. Gabungan antara lambang-lambang untuk lubang dan poros menentukan jenis suaian. Contoh : lubang H Suaian: suaian longgar dalam sistem lubang dasar (1) poros g lubang H Suaian: suaian pas dalam sistem lubang dasar (2) poros m lubang R Suaian: suaian paksa dalam sistem poros dasar (3) Poros h Sebuah suaian dinyatakan oleh ukuran dasar, disebut juga ukuran nominal, yang sama untuk kedua benda, diikuti oleh lambang yang sesuai untuk tiap komponen. Lambang untuk lubang disebut pertama. Contoh : 45 H8/g7 mungkin juga 45 H8-g7 1. Suaian untuk Tujuan-Tujuan Umum Kombinasi lambang dan kualitas untuk lubang dan poros, yang menentukan suaian, merupakan terlalu banyak untuk dipakai untuk tujuan-tujuan umum. Oleh karena itu untuk tujuan umum, beberapa negara telah membuat standar nasional. 8 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
2. Penulisan Toleransi Linear dan Sudut a. Penulisan ukuran linear dari sebuah komponen Berikut penulisan ukuran linear dan dari sebuah komponen. 1) Toleransi suaian dengan lambang ISO. 30 F7 Gambar 1.4 Toleransi suaian dinyatakan dengan lambang ISO Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 30 F7 −0 , 020 −0 , 061 Gambar 1.5 Toleransi suaian dinyatakan oleh lambang dan nilai penyimpangan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 2) Toleransi dengan angka. 32 + 0,1 – 0,2 Gambar 1.6 Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 32 0 – 0,02 Gambar 1.7 Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 3) Toleransi simetris. 30 ± 0,1 Gambar 1.8 Toleransi Simetris Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 4) Ukuran-ukuran batas. 32.1 31.0 Gambar 1.9 Batas-batas ukuran Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 9
5) Ukuran-ukuran batas dalam satu arah. 30.5min Gambar 1.10 Batas ukuran dalam satu arah Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com b. Urutan Penulisan Penyimpangan Penyimpangan atas harus ditulis pada kedudukan atas, dan penyimpangan bawah pada kedudukan bawah. Peraturan ini berlaku untuk lubang maupun untuk poros (gambar 1.11 s/d 1.13). + 0.05 + 0.02 30 Gambar 1.11 Urutan penulisan + 0.02 Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com – 0.03 30 Gambar 1.12 Urutan penulisan – 0.02 Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com – 0.06 30 Gambar 1.13 Urutan penulisan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com D. Satuan 1. Satuan Penyimpangan Penyimpangan harus dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan ukuran nominal. Jika digunakan satuan yang berbeda, maka satuan yang dipakai untuk penyimpangan harus ditulis setelah nilai penyimpangannya. 2. Jumlah Desimal Nyatakan kedua penyimpangan dalam jumlah desimal yang sama, terkecuali jika salah satu penyimpangannya nol. 10 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
E. Toleransi pada Gambar Susunan 1. Toleransi dengan Lambang ISO Lambang toleransi untuk lubang ditempatkan di depan lambang untuk poros (gambar 1.14) atau di atasnya (gambar 1.14), dan di belakang ukuran nominal, yang hanya ditulis sekali. 6 Gambar 1.14 Toleransi pada gambar suaian dan Toleransi pada gambar susunan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Jika ingin menyatakan nilai numeric dari penyimpangannya, maka hal ini dapat ditulis dalam kurung atau tanpa kurung, seperti pada gambar 1.15. Guna penyederhanaa garis ukur bawah dapat dihilangkan (gambar 1.15 dan 1.15). Tetapi beberapa negara tidak mengizinkannya untuk menghindari keraguan. Gambar 1.15 Toleransi pada gambar susunan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 2. Toleransi dengan Angka Ukuran tiap komponen dari bagian yang dirakit didahului oleh nama (gambar 1.16) komponen, atau dari komponen. Dalam kedua hal tersebut ukuran lubang tetap diletakkan di atas ukuran poros. Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 11
Gambar 1.16 Toleransi pada gambar susunan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 3. Toleransi Ukuran Sudut Aturan-aturan yang telah ditentukan untuk ukuran linear dapat juga diterapkan pada ukuran sudut (gambar 1.17). Gambar 1.17 Toleransi pada ukuran sudut Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com F. Definisi Kekasaran Permukaan Terdapat beberapa cara untuk menyatakan kekasaran permukaan. Terutama sekali “penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil”digunakan, sesuai perkembangan alat ukur, dan persyaratan rencana. Di beberapa negara dipakai “sepuluh titik ketinggian Rz dari ketidakrataan”atau“ketinggian maksimum Rmax dari ketidakrataan”secara konvensional. Ketentuan-ketentuan dari tiga macam kekasaran permukaan dan nilai- nilai numeriknya digariskan dalam ISO/R 468-1966. 1. Penyimpangan Rata-Rata Aritmetik dari Garis Rata-Rata Profil efektPifegnayrimis praatnag-raantarantyaa-.raPtraoafirlitemfeekttikifRbaeiarlaarhtihgaargrias rata-rata dari ordinat-ordinat profil bentuk (countour) dari potongan permukaan efektif oleh sebuah bidang yang telah ditentukan seccara konvensional, terhadap permukaan geometris ideal (lihat Gambar 1.18). Ordinat-ordinat (y1, y2, y3, . . ., yn) dijumlahkan tanpa memperhitungkan tandanya sebagai berikut. ∫=Ra 1 1 1ydx l 0l di mana l merupakan panjang contoh yang telah ditentukan, yaitu panjang dari profil efektif yang diperlukan untuk menentukan kekasaran permukaan dari permukaan yang diteliti. 12 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
Gambar 1.18 Penyimpangan rata-rata aritmetik Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 2. Ketidakrataan Ketinggian Sepuluh Titik Rz puncKaekttideraiknrgagtai adnankelitminaglgeimanbasehptuelrudhdatiltaimk Raznmtaeraruppaankjaanngjacraokntroahta, -yraantag antara lima diukur dari garis sejajar dengan garis rata- rata, dan tidak memotong profil tersebut (Gambar 1.19). R = R1+ R3 + R5 + R7 + R9 − (R2 + R4 + R6 + R8 + R10) Gambar 1.19 Ketinggian sepuluh titik Ra dari ketidak rataan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 3. Ketidakrataan Ketinggian Maksimum Rmax dengKaentgidaarkisrraattaaa-nraktae,tdinagngmiaennyminagkgsiumnugmprRomfialxpaaddaalatiatihk jarak antara dua garis sejajar panjang contoh (Gambar 1.20). tertinggi dan terendah, antara Gambar 1.20 Tinggi maksimum Rmax dari ketidakrataan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 13
4. Harga-Harga Ra dan Rz ySaenrighsaarmgaau(dnituutkamRaadkaann Rsez rmi aenrugpkaakRa1n0s*e)bduibaehridkearnetdualkaumr dengan angka banding 1,25 Tabel 1.8 dan 1.9. Harga kekasaran hanya membatasi harga kekasaran tertinggi. Jika dipandang perlu untuk membatasi harga kekasaran maksimum dan minimum, harus diberiikan dua harga batasan. Tabel 1.8 Penyimpangan aritmetik rata-rata Ra (satuan mikrometer) 0,008 0,125 1,25 12,5 0,001 0,160 1,60 16,0 0,012 0,20 2,0 20 0,016 0,25 2,5 25 0,020 0,32 3,2 32 0,025 0,40 4,0 40 0,032 0,50 5,0 50 0,040 0,63 6,3 63 0,050 0,80 8,0 80 0,063 1,00 10,0 100 0,080 0,100 (satuan mikrometer) Tabel 1.9 Ketidakrataan ketinggian sepuluh titik Rz 0,040 0,125 0,25 1,25 125 0,050 0,160 0,60 1,60 160 0,063 0,20 2,0 2,0 200 0,080 0,25 2,5 2,5 250 0,100 0,32 3,2 3,2 320 0,40 4,0 4,0 40 0,50 5,0 5,0 0,63 6,3 6,3 0,80 8,0 8,0 1,00 10,0 10,0 Tabel 1.10 Hubungan antara Ra, Rz, dan Rmax. (satuan mikrometer) Ra Rz Rmax 0,025 0,1 0,1 0,05 0,2 0,2 0,10 0,4 0,4 0,20 0,8 0,8 0,40 1,6 1,6 0,80 3,2 3,2 1,6 6,3 6,3 14 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
3,2 12,5 12,5 6,3 25 25 12,5 50 50 25 100 100 50 200 200 100 400 400 Dalam standar nasional, seri dengan angka banding 2 (diutamakan seri angka R 10/3) atau 1,6 (diutamakan seri angka R 5) dapat dipergunakan. Dalam JIS (Japanese Industrial Standars) B0601, seri R d1a0r/i3pdeirpmakuakia. aHnunbyuanmgaenmapnetranrgaaRrau, hRiz,hduabnuRnmgaaxntindyaak. mudah ditentukan, karena profil Sebagai referensi, dalam hal puncak-puncaknya dengan ketinggian yang sama berada dalam satu baris, dapat dipakai hubungan yang terddapat pada Tabel 1.10. G. Lambang dan Tulisan untuk Menyatakan Konfigurasi Permukaan pada Gambar 1. Lambang yang Dipakai untuk Menunjukan Konfigurasi Permukaan Lambang dasar terdiri dari dua kaki yang tidak sama panjangnya, dan membuat sudut kira-kira 60o dengan puncaknya menunjuk ke permukaan yang diperhatikan (Gambar 1.21). Lambang ini merupakan lambang dasar, tetapi demikian saja tidak mempunyai arti. Gambar 1.21 Lambang dasar konfigurasi permukaan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Jika diperlukan membuang bahan oleh mesin, pada lambang dasarnya ditambah garis, seperti pada Gambar 1.22. Gambar 1.22 Lambang permukaan yang di mesin Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 15
Jika tidak diperkenankan membuang bahan, pada lambang dasarnya ditambah lingkaran, seperti pada Gambar 1.23. Lambang ini dapat dipergunakan pada gambar mengenai suatu proses produksi, yang menyatakan bahwa suatu permukaan harus berada pada keaddaan dari hasil pengerjaan sebelumnya. Keadaan permukaan ini dapat berupa hasil dari pembuangan bahan atau tidak. Gambar 1.23 Lambang permukaan yang bahannya tidak boleh dibuang Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com 2. Pernyataan-Pernyataan yang Ditambahkan pada Lambang a. Penunjukan Kekasaran Permukaan Harga-harga yang menentukan persyaratan kekasaran ditambahkan pada lambang- lambang pada Gambar 1.24. (a) (b) (c) Gambar 1.24 Penunjukan kekasaran permukaan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Pertimbangan utama untuk kekasaran merupakan penyimpangan rata-rata aritmetik Ra. Guna menghindari salah tafsir dari nilai numeriknya, yang dapat dinyatakan dalam satuan-satuan yanng berlainan (micrometer atau microinch), ukurannya dapat dinyatakan dalam angka kelas kekasaran, dengan sesuai Tabel 1.11. Tabel 1.11 Harga kekasaran Ra dan angka kelas kekasaran Lambang Harga Kekasaran (Ra) dalam um N1 0,025 N2 0,05 N3 0,1 N4 0,2 16 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
N5 0,4 N6 0,8 N7 1,6 N8 3,2 N9 6,3 N10 12,5 N11 25 N12 30 Tabel berikut menunjukkan kemampuan proses untuk mencapai harga kekasaran rata-rata (Ra). Dengan dasar tabel, dapat ditentukan harga kekasaran umum untuk suatu gambar kerja. Misalnya, benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin bubut, dapat dipilih harga kekasaran umum antara N7 sampai dengan N9. Tabel 1.12 Harga kekasaran rata-rata dari tiap proses Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 17
b. Penunjukan Konfigurasi Permukaan Khusus Dalam keadaan-keadaan tertentu, untuk alasan fungsional, mungkin diperlukan memperinci persyaratan tambahan khusus untuk konfigurasi permukaan. Jika diperlukan suatu cara produksi khusus, penjelasan caranya dapat diperinci pada perpanjangan kaki sudut yang panjang dari lambang, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.25. Tiap petunjuk mengenai penanganan (treatment) atau pelapisan (coating) harus dijelaskan pada garis perpanjangan. Bilamana ditentukan lain, harga numerik dari kekasaran hanya berlaku untuk konfigurasi setelah penanganan atau pelapisan. Jika dikehendaki ketentuan konfigurasi permukaan sebelum dan sesudah penanganan, maka hal ini harus dijelaskan sesuai dengan Gambar 1.27. Panjang contoh harus dijelaskan di sebelah lambang, seperti pada Gambar 1.28, tetapi hal ini dapat diabaikan bila hal ini sesuai dengan kekasaran permukaan, yang telah diuraikan pada materi sebelumnya. Gambar 1.25 Penunjukan batas-batas Gambar 1.26 Penunjukan cara produksi maksimum dan minimum dari kekasaran Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com permukaan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Gambar 1.27 Penunjukan untuk Gambar 1.28 Penunjukan panjang pengerjaan atau pelapisan contoh Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com c. Lambang untuk Menyatakan Arah bekas Pengerjaan Arah bekas pengerjaan merupakan arah pola permukaan yang dominan, yang ditentukan oleh cara pengerjaan yang dipergunakan. Arah bekas pengerjaan ini ditentukan oleh sebuah lambang, yang ditambahkan pada lambang konfigurasi permukaan, menurut Gambar 1.29, bila hal ini dirasa perlu. 18 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
Gambar 1.29 Penunjukan arah bekas pengerjaan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Sederetan lambang disajikan pada Tabel 1.30, yang menunjukkan arah bekas pengerjaan yang umum menyatakan kelonggaran pemesinan Jika harga kelonggaran pemesinan perlu diperinci, maka hal ini harus dijelaskan di sebelah kiri lambang, seperti pada Gambar 1.30. Harga ini harus dinyatakan dalam mm. Gambar 1.30 Penunjukan kelonggaran untuk pemesinan Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com d. Posisi Perincian Konfigurasi Permukaan pada Lambang Spesifikasi konfigurasi permukaan harus ditempatkan pada lambang seperti pada Gambar 1.31. Gambar 1.31 Posisi keterangan-keterangan permukaan pada lambang Sumber: https://www. BSE.Mahoni.com Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 19
Rangkuman 1. Toleransi ukuran merupakan perbedaan ukuran antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak. 2. Tanda pengerjaan adalah lambang bagi suatu perintah proses pengerjaan. 3. Harga kekasaran (Ra) adalah harga kekasaran rata-rata maksimum yang harus dicapai oleh suatu proses pengerjaan. 4. Lambang harus dicantumkan pada tempat yang mudah terlihat dengan jelas. 5. Untuk kekasaran umum, pilihlah harga kekasaran yang paling kasar yang masih dapat memenuhi fungsinya. 6. Informasi mengenai proses pengerjaan, kelebihan ukuran, arah alur bekas pengerjaan, dan panjang contoh hanya dicantumkan apabila benar-benar diperlukan. 7. Lambang tidak dicantumkan (tidak berlaku) pada gambar ulir, lubang bor atau hasil dari punching tool, serta lubang kontersing atau konterbor untuk dudukan kepala baut/sekrup. Uji Kompetensi A. Pilihlah jawaban yang tepat! 1. Istilah ukuran dasar (nominal) dalam toleransi disingkat .... a. Ud d. Us b. Up e. Ua c. Ut 2. Istilah penyimpangan atas dalam toleransi disingkat .... a. Ub d. Pb b. Ua e. Up c. Pa 3. Istilah penyimpangan atas dalam toleransi disingkat .... a. Ub d. Pb b. Ua e. Up c. Pa 4. Istilah toleransi lubang dalam toleransi disingkat .... a. Hole d. Pb b. Tp e. Tl c. Pa 5. Istilah toleransi poros dalam toleransi disingkat .... a. Hole b. Tp c. Pa d. Pb e. TL 20 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
6. Harga kekasaran rata-rata maksimum yang harus dicapai oleh suatu proses pengerjaa adalah .... a. Rz b. Rx c. Ra d. Ry e. Rs 7. Sekelompok toleransi yang dianggap mempuyai ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar disebut .... a. kualitas toleransi b. toleransi liner c. toleransi ukuran d. suaian e. penyimpangan rata-rata Rz 8. Perbedaan ukuran antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/ batas geometri komponen harus terletak .... a. kualitas toleransi b. toleransi liner c. toleransi ukuran d. suaian e. penyimpangan rata-rata Rz 9. Perhatikan gambar berikut! Gambar tersebut menunjukan .... a. penunjukan arah bekas pengerjaan b. cara pengerjaan c. panjang contoh d. kelonggaran e. nilai kekerasan 10. Harga kekerasan untuk N7 adalah .... a. 1,2 d. 2 b. 1,6 e. 2,4 c. 1,8 11. Toleransi ukuran merupakan perbedaan .... a. ukuran antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak b. ukuran antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 21
geometri komponen harus terletak c. ukuran antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak d. ukuran antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak e. ukuran antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak 12. Tanda pengerjaan adalah .... a. dasar bagi suatu perintah proses pengerjaan b. lambang bagi suatu perintah proses pengerjaan c. toleransi bagi suatu perintah proses pengerjaan d. kontur bagi suatu perintah proses pengerjaan e. simbol bagi suatu perintah proses pengerjaan 13. Harga kekasaran (Ra) adalah .... a. harga kekasaran rata-rata maksimum yang harus dicapai oleh suatu proses pengerjaan b. harga kekasaran rata-rata maksimum yang harus dicapai oleh suatu proses pengerjaan c. harga kekasaran rata-rata maksimum yang harus dicapai oleh suatu proses pengerjaan d. harga kekasaran rata-rata maksimum yang harus dicapai oleh suatu proses pengerjaan e. harga kekasaran rata-rata maksimum yang harus dicapai oleh suatu proses pengerjaan 14. Lambang harus dicantumkan pada tempat yang .... a. perlu saja b. wajib terlihat dengan jelas c. terlihat dengan jelas d. mudah terlihat dengan jelas e. jelas 15. Guna kekasaran umum, pilihlah harga kekasaran yang paling kasar yang masih dapat memenuhi .... a. fungsinya b. toleransi c. toleransi bagi suatu perintah proses pengerjaan d. kontur bagi suatu perintah proses pengerjaan e. simbol bagi suatu perintah proses pengerjaan 22 Gambar Teknik Manufaktur Kelas XII untuk SMA/MAK
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar! 1. Terangkan pengertian toleransi linier! 2. Jelaskan penyimpangan rata-rata aritmetik Ra ! 3. Tuliskan tujuan adanya toleransi ukuran ! 4. Terangkan pengertian sistim Satuan Lubang! 5. Jelaskan sistem Satuan Poros! Lembar Kerja Siswa Berbasis STEM 1. Gambarkan Toleransi pada gambar susunan! 2. Gambarkan Ketinggian sepuluh titik Ra dari ketidakrataan! 3. Gambarkan Posisi keterangan-keterangan permukaan pada lambang! Tanda Pengerjaan dan Aturan Gambar Teknik Mesin 23
��ࡱ� > �� ���� ���� � � � � �������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������F�i K>�|�n�Dph���8����� JFIF � � �� C �� C �� v�" �� �� � } !1AQa"q2���#B��R��$3br� %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz��������������������������������������������������������������������������� �� � w !1AQaq"2�B���� #3R�br� $4�%�&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz�������������������������������������������������������������������������� ? ����( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��F�8��,zl�G~l�*(����� k� ���=���H��ai�ȳ���3ZS�V��iŷ婝J��G�m%�z``zR��'��8��E�uq5���}fX�� `��S���/S�Ko�_��?�s����� ��C�IƋI���Q�a�N��5?q~l���9^(� ���m�n��c�Dž���]� �y� o��/��#������m�Ij�g���)['����3�҂H>���x3���|5z.5mQ��6Lr��+����t^�C��i�u ( Is3���6/��!�C�1R�f�~2��O��_��FFq�F$+�� ٓ��~ұAc�x�+-F\mtB �d���N�4�b�ot�J�\�A pA��8�/S��_�>���b��Ji�"��N9��E~�F�ES ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( ��( 9���u�Ҫꚦ��i��z��v��ye� P2y4-]��Z���7t��t���?�G�k��q�_Y�j��)�[\�7#<ϥ|1� e� ��X|=����+֦߭��բ��q��ֿ�"|G�������◊.umBw��\9���<5���1�c_$˫� #��1��n�ޒ��������� ��hώ7~���#�Wb���@�_��-|Y���ˬx� �����9fW�vPI�&����W v��,�W�~K��t�pԒ}��������5Y�1l�<��}\dӄq��EAMK��Q��ӹ8�*�|�8��?G�>�7��Ih��^�Z�hG���G:�i�8��3���W�������� [�O��"��"��T�"� �D~�^�k������X��\�9Bv����ֲ����o�g�����̉O�w<��?i�%ύ��"}���Ҹc#���i`�N&����]�kҬ���Iy�0��}��z��t���wc:RKY� �#�� �����>�k�x�\�^��p'��V�@���5Q��P@����\����Qt�ԓ�o��1X�tf�G�9��G���~��<����� nt�gjs�}Y���'�<��� e��֟�x�{;�y�Mm��22 G� �J� �)/��oo��_��|I�B�jve�f|`���o�uL��c�Q|}|�ָo�����Ң���W!�ƝQ��RW����QE�QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE �ɦ3�x4K���?���s�@�?��(x�c; ��<��T.sɭ(Ы����M�쑝j��Ss��[�z����#���M|�� �����~�~!� �a�)4��t��!V)���ا��� ����;x��m�39�ǰ�<��� i�Y�%�_�b�k:��l^Ta��j�pxz�<�-%%%u����1��ʪ��E�g��˕�_k^��u%��ݺ�<���������ԯ��W��Nq=�(^I����`��%���ux� 4/\i�Y����B�\�������8�.�k�F)j~G ���y)Eɳ�O h>&��|�\��6Է���~B�������_�O��[o�Q��wJ�+�{�}�8>�ֿ[?a_�#������ �}c_H��T�L�ns�ξ��(��AaT` ��<�"�ۥ�+/�{���.Q����Lcײ�_�����BO���~���Լ(�Ʃ $�H�2=�k�_ |�O���� �<��c�@_/N���m9��:�7��y�:nU�9|Ϲ�e�,$Th�K�V�G�m��4�d���K.���6Ϧ۸�xT� J�Eq]�vG9��_�aa&��O iqJ�XK��z��/��� ��� h�.�\�y�Ǡk�KG,1�'�b��##��S]��0�j��z�-y��/.�ci�V�h�R� mO����5㙼9�B��L2�k�$D��~��Q2ȡсSЊ��� j��C�g�m����Ľ�=���˧�pA��w� ������}���v2� f�#M��J�Y�y��xC������uj�� &?%�n�U/kKZo�����{�������_�Jh�8��)SL����a)X�3rH� �m2l�æw�w�����a��ҡU]IY�-��U�X;4`? >$���^?���Mm�Z������G�]-~o�������{����_h���&
MACAM-MACAM MAINTENANCE
MAINTENANCE By : Syamarianto (rhyan_choe) Pengertian Maintenance Maintenance jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah pemeliharaan. Namun sampai saat ini masih banyak orang yang meganggap maintenance itu adalah perawatan. Karena banyak yang menganggap perawatan dengan pemeliharaan itu sama, namun pada kenyataannya sangatlah berbedah antara perawatan dan pemeliharaan. Perbedaan Antara Pemeliharaan dan Perawatan. Pemeliharaan dan perawatan tidaklah sama, dimana pengertian dari pemeliharaan yaitu tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan, tindakan yang dilakukan yaitu meliputi penyetelan, pelumasan, pengecekan pelumas dan penggantian spart-spart yang tidak layak lagi. Sedangkan pengertian perawatan yaitu suatu tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap suatu alat yang telah mengalami kerusakan agar alat tersebut dapat digunakan kembali. Kesimpulannya yaitu pemeliharaan dilakukan sebelum suatu alat/produk mengalami kerusakan dan mencegah terjadinya kerusakan, sedangkan perawatan yaitu dilakukan setelah suatu alat mengalami kerusakan(perbaikan). Macam-Macam Pemeliharaan 1. Preventive Maintenance Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi. Contoh pekerjaan tersebut adalah: Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur, atau alat pendeteksi indikator lainnya. apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja suatu alat. Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun bekas minyak), Mengikat baut-baut yang kendor , Pengecekan kondisi pelumasan. Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau rusak. 2. Predictive Maintenance Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya. 3. Breakdown Maintenance Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alat/produk yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi. Contoh kerusakan tesebut pada pompa adalah: Rusaknya bantalan karena kegagalan pada pelumasan Terlepasnya couple penghubung antara poros pompa dan poros penggeraknya akibat kurang kencangnya baut-baut yang tersambung. Macetnya impeller karena terganjal benda asing. 4. Corrective Maintenance Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut. Pemeliharaan ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi yang telah ditentukan.
Dalam menentukan kebijaksanaan maintenance, umumnya terdapat 2 jenis maintenance, yaitu sebagai berikut. Planned (preventive) maintenance. Breakdown (corrective) maintenance Preventif Maintanance Kegiatan preventive maintenance bertujuan untuk mengurangi kemungkinan cepat rusak dan kondisi mesin selalu slap pakai. Caranya adalah sebagai berikut. Patrol/Regular Preventive Maintenance Inspection Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan cara memeriksa setiap bagian mesin secara berpatroli dan berurutan sesuai dengan schedule. Major Overhaul (turun mesin) Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan mengadakan pembongkaran menyelurah dan penelitian terhadap mesin, serta melakukan penggantian suku cadang yang sesuai dengan spesifikasinya. Untuk memudahkan melaksanakan maintenance maka kegiatan maintenance yang dilakukan sebaiknya berdasarkan: Sistem work order atau work order system merupakan kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun dari bagian-bagian lain. Check list system merupakan daftar atau schedule yang telah dibuat untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap setiap mesin secara berkala. Rencana kerja triwulan, yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pengalaman atau berdasarkan catatan sejarah mesin, misalnya kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki. Work order atau Surat perintah memuat tentang: apa yang harus dikedakan; siapa yang menger akandanbertanggungjawab, alat-alat yang dibutuhkan serta macamnya; waktu yang dibutuhkan untuk menger akan pekedaan pemeliharaan tersebut dan kapan waktu penyelesaiannya. Preventive maintenance bertujuan agar hal-hal berikut terjamin. a) Keamanan mesin dan operator (tenaga maintenance). b) Kelancaran mesin. c) Mutu produksi. d) Kebersihan mesin dan lingkungan sekitarnya. Keempat hal tersebut bermuara pada mutu produk yang primer sesuai rencana. a. Keamanan Mesin dan Operator (nnaga Maintenance) Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah ada ketentuan mengenai karakteristik mesin tersebut. Misalnya: temperatur air, angin, dan oli tidak boleh melebihi standar yang sudah ditentukan. Untuk operator harus memperhatikan alat-alat pengaman yang terdapat di dalam setiap mesin b. Kelancaran Mesin Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin sert4 peralatannya secara berkala, bertujuan agar dapat menj aga kelancaran mesin sehingga proses produksi dapat ber alan lancar. Untuk setiap mesin yang ada sudah dipasang suatu alai kontrol untuk mengetahui keadaan minyak pelumas harus ditambah. Penggantian minyak pelumas dilakukan berdasarkan j am kerja mesin atau hasil analisis minyak di laboratorium c. Mutu Produksi Menjaga mutu produksi bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar mutu utama dengan menekan tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produktivitas kerja dan selalu memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi. Untuk mencapai mutu produksi tersebut bagian maintenance akan menjaga agar pabrik tetap dapat beroperasi secara efisien dengan menghindari (mengurangi) hambatan sekecil mungkin sehingga produk dapat diserahkan kepada langganan tepat pada waktunya (delivery date yang tepat). Untuk setiap mesin dibuat suatu hasil persentase kerusakan. Misalnya, untuk kerusakan produk di bagianfinishing adalah 10% dari 60% yang ditargetkan (sasaran). d. Kebersihan Mesin dan Lingkungan Sekitarnya Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumasan serta dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari tedadinya kecelakaan bagi pekeda (operator) serta menciptakan kenyamanan bekerja. Kebersihan mesin dijaga dengan cara membersihkan mesin tersebut serta diadakan pengecatan kembali. Dalam melaksanakan kegiatan maintenance, bila perlu ada penambahan jam ker a. Biasanya penambahan jam ker a dilakukan pads hari Minggu serta hari-hari libur lain yang dikenal dengan overtime. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu (libur), yaitu preventive maintenance, yakni kegiatan berikut ini. Pelumasan atau penggantian oli. Perbaikan terencana. Penggantian spare part (suku cadang). Pembongkaran serta penelitian mesin. Pada hari kerja, kegiatan preventive maintenance dan breakdown (corrective) maintenance dilaksanakan dengan porsi sebagai berikut. 80% roting dan breakdown maintenance. 20% preventive maintenance. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan preventive maintenance dibuat suatu jadwal sebagai berikut. a) Mendistribusikan kegiatan secara merata dalam skala waktunya dengan memperhatikan frekuensi kegiatan. b) Menggunakan check list dengan instruksinya untuk dipakai sebagai pedoman oleh petugas maintenance, serta untuk keseragaman pelaksanaan dan pengecekan. c) Perawatan pencegahan dilakukan tepat waktu, kecuali mesin sedang diperbaiki karena kerusakan atau sedang dibongkar (overhaul). d) Perawatan pencegahan dilakukan menurut jadwal tertentu, yaitu hal-hal kecil yang tidak mengganggu jadwal produksi. Contoh: Perawatan pencegahan (preventive maintenance) untuk mesin Banbury, dikepada check list yang memuat instruksi, sebagai berikut. · Periksa kondisi dan kebocoran dust stop searing. · Periksa kebocoran Racin Hyd. Unit. · Periksa bolt-bolt door top and lacth cyl. · Periksa Mc. Cord lubricator pump. · Periksa kebocoran angin pada ram packing dan line pipa-pipa angin. · Periksa kebocoran pada line pipa pendingin. · Batch off mill, periksa kondisi mill knife dan kebocoran angin. · Periksa kondisi roll-roll, pillow block bearling, convbelt, gearbox, coupling, sprocket, dan rantai pads: loading, scale, charging, crooss over conveyor. · Periksa panborn traverse motor blower, drive chain, steel cable, motor coupling screw.
Peserta dapat mengetahui kegiatan-kegiatan dan peralatan di workshop maintenance.
Program Maintenance bertujuan untuk:
Maintenance dapat dikelompokkan atas tiga bagian yaitu preventive maintenance, predictive maintenance, dan breakdown maintenance.
PREVENTIVE MAINTENANCE
Preventive maintenance merupakan maintenance rutin yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan sebelum usia pakai (life time) peralatan tersebut berakhir. Preventive maintenance biasanya didasarkan pada jam operasional peralatan. Jenis-jenis preventive maintenance dapat dikelompokkan atas:
Oiling adalah tindakan pemberian oli terhadap komponen-komponen bergerak, penggunaan oli pada umumnya untuk bagian-bagian peralatan yang tertutup seperti gearbox. Pemberian oli terdiri dari penggantian dan penambahan. Jenis oli yang digunakan setiap peralatan tidak ada yang sama tergantung pada kondisi kerja peralatan tersebut.
Untuk kondisi kerja dengan temperatur tinggi seperti turbin digunakan oli Turbo T46, sedangkan untuk hydrolic power pack dan hydrolic system lainnya menggunakan oli Turalik 52 atau Oli Meditran SAE 10.
Merupakan proses penambahan dan penggantian grease, biasanya menggunakan alat berupa pompa grease (pispot). Grease digunakan untuk bearing, bushing dan poros.
Penggantian spare part rutin dilakukan sesuai dengan rancangan awal peralatan tersebut, sesuai dengan usia pakainya. Penggantian spare part tersebut untuk menjamin optimalisasi kerja unit secara keseluruhan. Seperti penggantian filter pada mesin diesel.
Penyetelan dilakukan untuk mengembalikan peralatan ke kondisi semula, sehingga kerja peralatan tersebut tetap optimal. Seperti penyetelan kerenggangan rotor bar dengan ripple plate pada unit ripple mill sesuai dengan efisiensi peralatan tersebut, penyetelan damper separating colomb, secondary separating colomb dan LTDS.
PREDICTIVE MAINTENANCE
Predictive maintenance bertujuan untuk mengetahui lebih dini kemungkinan terjadinya kerusakan pada suatu unit. Dengan diketahuinya kondisi peralatan tersebut dapat dilakukan tindakan untuk mencegah peralatan tersebut breakdown pada saat beroperasi yang dapat menyebabkan terjadinya stagnasi proses produksi. Predictive maintenance terdiri dari merger tester, vibro tester, thickness tester.
BREAKDOWN MAINTENANCE
Breakdown maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan pada suatu unit yang terhenti operasinya akibat kerusakan pada alat tersebut. Pada dasarnya breakdown maintenance sangat tidak diinginkan, karena akan mengganggu proses produksi. Oleh karena itu preventive maintenance dan predictive maintenance perlu untuk dioptimalkan.
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan anda dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.
Jenis-Jenis Pemeliharaan
Jenis-Jenis Pemeliharaan
Di bawah ini akan di jelaskan beberapa dari macam-macam pemeliharaan (maintenance), yaitu:
1. Preventive Maintenance
Adalah kegiatan pemeliharan dan perawatan yang di lakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-
kerusakan yang tidak terduga, dan menemukan kondisi kerusakan pada waktu di gunakan. Dalam
prakteknya preventive maintenance yang di lakukan oleh suatu perusahaan dapat di bedakan:
a. Continue maintenance adalah kegitan pemeliharaan dan perawatan yang di lakuakan rutin. contohnya
membersihkan fasilitas atau peralatan, pelumasan, pengecekan oli, pengecekan isi bahan bakar
b. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang di lakukan secara periodic atau
dalam jangka waktu tertentu.
2. Corecttive Maintenance
Adalah pemeliharaan yang di lakaukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas
atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perawatan ini merupakan pemeliharaan dan
tidak di jadwalkan dan biasa terjadi.
3. Improve maintenance
Adalah suatu perawatan peningkatan dipakai bila dilakukan modifikasi pada peralatan sehingga
kondisinya meningkat dengan tujuan agar kerusakan tersebut tidak terulang dan mampu beroperasi sampai
masa kerjanya (lifetime) tercapai.
4. Breakdown Maintenance
Jenis perawatan ini hanya bisa di lakaukan apabila mesin samasekali mati karena ada kerusakan atau
kelainan dan tidak mungkin dapat di operasikan. Untuk dapat memperbaikinya maka prinsip kerja dari
peralatan yang bersangkuta harus dapat di kuasai. Dengan di kuasainya prinsip kerja peralatan tersebut
maka diagnosa terhadap kerusakan dapat di lakukan dengan cepat dan tepat.
Sifat Breakdown dapat di bedakan menjadi:
• Sporadic, yatu breakdown yang terjadi mendadak, dramatis atau kerusakan – kerusakan alat yang yang
tidak terduga, breakdown maintenance jenis ini bisa terjadi dan mudah di tanggulangi.
• Kronis, yaitu minor breakdown tetapi frekuensi kejadiannya tinggi. Breakdown jenis ini sering di abaikan
atau di lupakan setelah beberapakali usaha pengulangan yang gagal. Breakdown akan menyebabkan
beberapa kerugian baik yang langsung maupun yang tidak langsung:
• Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya pencegahan, kerugian cacat produk, dan lain
• Kerugian tidak langsung mencakup penurunan produksi, merosotnya moral karyawan, menurunkan atau
merusak citra perusahaan
©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.
KOMPAS.com - Dilansir dari buku Lambang Gerakan Pramuka dan Macam Kode Kehormatan Pramuka (2021) oleh R. Toto Sugiarto, lambang Gerakan Pramuka Indonesia adalah tunas kelapa.
Hal ini tercantum dalam anggaran dasar gerakan pramuka Pasal 17.
Adapun lambang tunas kelapa ini mencerminkan kehidupan dan penghidupan pribadi Bangsa Indonesia.
Lambang Gerakan Pramuka Indonesia dicetuskan oleh Soenardjo Atmodipuro pada tanggal 9 Maret 1961, di mana pada tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari Tunas.
Baca juga: Penerapan Dasa Darma Pramuka dalam Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan Surat Keputusan tanggal 31 Januari 1972 dengan SK No: 06/KN/72. Arti atau makna dari kiasan lambang Gerakan Pramuka Indonesia adalah:
Baca juga: 4 Prinsip Dasar Gerakan Pramuka, Fungsi, dan Sikapnya
Baca juga: Perbedaan Baju Pramuka Siaga, Penggalang, dan Penegak
Apa itu Gerakan Pramuka Indonesia?
Dikutip dari buku Mengenal Gerakan Pramuka (2020) oleh Tim Esensi, Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia.
Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang meliputi Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
Itulah penjelasan mengenai lambang, makna, dan apa itu Gerakan Pramuka Indonesia.
Baca juga: Kegiatan-kegiatan Pramuka Penggalang